Rabu, 29 Februari 2012

The Shap Of You :)


Aku menghembuskan nafasku dengan pelan. Sepelan rindu yang mulai menghadirkan kenangan. Kenangan yang selalu menari dengan indahnya di pikiranku. Waktu tak mampu menghapus kenangan-kenangan tersebut meski setiap hari selalu ada kenangan baru. Cerita baru tak mampu untuk aku melupakanmu. Sungguh sulit aku melupakan sahabat sepertimu.
Aku mengamati potret-potret usang dari sebuah album tua. Entah mengapa, bulir-bulir bening selalu berhasil keluar dari sarangnya.  Tak pernah aku bosan membuka album yang terkadang berselimut debu ini. Di sana tersembunyi seribu cerita yang bernama sejarah persahabatan kita.

*******
Aku, kamu dan Christian bagai awan dan langit, saling melengkapi. Tak terlupakan pertama kali kita bertemu. Di sini. Di Rumah Indonesia. Visi yang kita miliki menyatukan kita bertiga. Tiga anak muda nekad yang bermodalkan visi dan passion untuk membangun pendidikan di pedalaman.
“Kenapa kamu ingin gabung di @Rumah_Indonesia ?” tanyaku sebagai founder ketika mewawancaraimu sewaktu perekrutan volunteer.
“Saya orang Indonesia meski berdarah Tionghoa dan Thailand! Sebagai orang Indonesia, saya ingin melakukan sesuatu bagi Indonesia,” jawabmu dengan penuh kepercayaan diri.
“Ok! Saya tidak menemukan alasan untuk menolak kamu bergabung di @Rumah_Indonesia .”
Untuk pertama kalinya, aku melihat senyuman itu. Senyuman yang penuh semangat. Senyuman yang meluluhkan kelelahan setelah hampir sehariaan menunggu. Menunggu anak muda yang ingin mengabdi bagi pendidikan Indonesia. Setelah berjam-jam menunggu kamu orang pertama yang datang mendaftar untuk bergabung.
Tidak lama setelah kehadiranmu, @BumiDinasty muncul dan mendaftarkan diri. Selanjutnya hanya kita bertiga yang menjalankan @Rumah_Indonesia . Dengan segala keterbatasan kita menyusuri pedalaman Sulawesi Barat.
*******
Picture of D2B
Aku manatap Bumi dan Christian yang tertidur terlelap dengan hanya beralaskan koran bekas dan tumpukan baju di gubuk tua yang hanya berukuran 5×1,5 meter. Masih terngiang pembicaraan antara aku dengan kalian berdua sebelum terlelap. Terlelap di malam yang gelap tanpa listrik di pedalaman Sulawesi Barat.
“Orang-orang di kota harusnya bersyukur kalau listrik padam,” ucapmu spontan sambil menikmati ubi rebus.
“Kenapa?” tanya Bumi dengan penuh keheranan.
“Dalam kegelapan mereka bisa belajar, hidup mereka penuh kemewahan. Bandingkan dengan di sini yang bertahun-tahun bahkan sejak mereka lahir tidak ada listrik di kampung mereka,” jawabmu dengan penuh semangat.
Aku hanya tersenyum. Lalu hening. Bisu. Diam.
*******
Picture of D2B
“Kita sikat gigi pakai garam ya?”

Kamu menatapku dengan kebingungan.

“Odolnya habis. Di sini ngga ada yang jual. Harus turun gunung saat hari pasar kalau mau menikmati odol,” ujarku menjelaskan

“Ow.”

“Begini caranya…” ucapku lalu mengambil garam dengan telunjuk tanganku dan menggosokkannya ke gigiku.

“Asin!”

Bumi tertawa ketika mendengar ucapanmu. Aku ikut tersenyum meski hatiku perih.

“Yah iyalah masa manis,” kata Bumi ditengah tawanya.

*******
Picture of D2B
Picture of D2B
“Dewantara! Badan Christian panas,” teriak Bumi bingung ketika tanpa sengaja menyentuh tubuh Christian. “Christian  sakit!”
Aku langsung menghampirimu. “Christian?” tanyaku dalam kepanikan.
Tidak ada jawaban yang keluar dari bibirmu yang merah. Dahimu berkerut dan bibirmu mendesah menahan sakit.
Sementara di luar gubuk, gerimis mulai turun.
Tubuh Christian kedinginan. Tidak ada jaket atau selimut. Aku dan Bumi berusaha menghangatkan tubuhmu dengan menempelkan beberapa baju ke seluruh tubuhmu.
“Kita ke dokter ya?” usulku, meski aku sendiri tidak yakin mendapat pertolongan tanpa uang yang cukup. Apa lagi ini di atas gunung.
Aku semakin bingung ketika kamu tidak menjawab. Kamu hanya mengerang dengan mata tertutp rapat.
Tanpa berpikir panjang, aku menggendong tubuhmu dan membawamu turun ke kaki gunung. Entah kenapa aku takut kehilangan dirimu. Bukan hanya aku, tapi Bumi juga. Sepanjang perjalanan mulutnya tak berhenti mengucapkan doa. Meski baru empat bulan kita saling mengenal tapi rasanya sudah seperti saudara sendiri. Rasanya seperti terjalin ikatan batin yang kuat diantara kita bertiga.
Sehari tanpa ocehanmu rasanya ada yang aneh. Pertanyaan-pertanyaan sering terlontar dari mulutmu hingga kadang aku kewalahan menjawabnya.
“Maaf, dek. Dokternya lagi ke kota. Mungkin seminggu lagi baru pulang!”
Aku mencoba kuat mendengar penjelasan tetangga sang Dokter yang sudah tiga tahun mengabdi di kampung tersebut.
Aku kebingungan!
“Nginap di rumah saya saja, dek. Besok kalian ke kota kecamatan saja. Di sana ada puskesmas,” sarannya dengan logat daerah yang kental.
Tak ada pilihan lain selain harus menunggu besok pagi.

*******
Picture of D2B
IPB Image
IPB Image
IPB Image
Pada akhirnya aku dan Bumi terpaksa memutuskan membawamu pulang ke Jakarta untuk berobat.
Aku terdiam. Bumi terdiam.
“Hasil pemeriksaan menyatakan kalau dia positif HIV.”
Aku berdiri seperti patung.
Saat itu aku baru menyadari, kenapa tidak ada satu pun keluargamu yang mau menerimamu.  Astaga! Aku dan Bumi tidak peduli HIV yang bersarang di tubuhmu karena kenakalan masa lalumu yang memakai narkoba. Bukankah kita semua memiliki masa lalu.

********
IPB Image
“Happy birthday to you … Happy birthday…Happy birthday….Happy birthday to you…..”
Aku dan Bumi menyanyikan lagu tersebut. Antara senang dan haru.
Tubuhmu yang mengurus setelah hampir dua tahun di rawat, tak menyurutkan pesona senyumanmu yang penuh semangat.
“Terima kasih! Thx Tara. Thx Bumi!” ucapmu pelan. Air matamu jatuh.
Itulah ucapan terakhir yang bisa kamu ucapkan! Ucapan yang terngiang-ngiang hingga kini. Setalah aku dan Bumi merayakan ulang tahunmu, kamu koma hampir enam bulan sebelum menghembuskan nafas terakhirmu.
Setiap hari…. Aku dan Bumi menjengukmu. Selalu berharap kita bertiga bisa seperti yang dulu. Tertawa bersama. menelusuri pedalaman bersama. Namun  Tuhan punya rencana.
Terima kasih, sahabat. Mengenalmu adalah anugerah dan kepergianmu adalah inspirasi.


*Terima kasih untuk semua sahabat yang membaca kisahnya dan yang telah share link kisahnya di twitter, FB dan via bb  :)
Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi banyak pembaca.
Twitter : http://twitter.com/#!/Dewa_Klasik (@Dewa_Klasik
)

Minggu, 26 Februari 2012

Misteri The Beast of Gevaudan, Monster Pembunuh dari Gevaudan

Peristiwanya terjadi di Gevaudan, Perancis, pada pertengahan tahun 1700an. Lebih dari 100 penduduk tewas akibat serangan makhluk misterius yang disebut The Beast of Gevaudan. Horor yang menimpa para penduduknya itu masih menjadi misteri yang tidak terpecahkan hingga kini.

Tidak ada yang bisa memastikan jumlah pasti korban serangan makhluk Gevaudan. Namun Dr. Beaufort yang pernah meneliti kasus ini menemukan paling tidak ada 210 serangan yang dihubungkan dengan makhluk ini.

Dari antara 210 serangan itu terdapat 49 korban luka. Sedangkan korban tewas mencapai 113 orang. 98 diantaranya tewas dengan kondisi tubuh termutilasi akibat disantap.



Semuanya bermula pada tanggal 1 Juni 1764

Saat itu, seorang anak perempuan yang baru berusia 14 tahun keluar untuk menggembalakan ternaknya ke sebuah padang rumput dekat Gevaudan di Perancis Selatan.

Ia tidak menduga kalau apa yang menimpanya akan menjadi awal dari sebuah misteri yang berlangsung hingga ratusan tahun kemudian.

Ketika sedang memperhatikan ternak-ternaknya, ia melihat ke arah semak-semak yang ada di dekat situ. Gerakan pada semak itu cukup membangkitkan rasa ingin tahunya.

Ia tidak perlu menunggu lama, sesaat kemudian, seekor hewan besar seperti anjing keluar dari semak-semak itu dan segera berlari ke arahnya. Walaupun hewan ini memiliki rupa seperti anjing, tubuhnya sangat besar, bahkan hampir menyamai besar seekor kerbau.

Ketika hewan ini hendak menerkamnya, anak perempuan itu menggunakan tongkatnya untuk memukulnya. Namun tenaganya tidak bisa dibandingkan dengan monster bertubuh besar itu.

Untungnya, saat itu ia membawa beberapa ekor anjing untuk keperluan perlindungan. Anjing-anjing ini bereaksi ketika melihat makhluk itu dan segera menyerangnya.

Makhluk itu masih berusaha mendekati anak perempuan itu sebelum akhirnya mundur dan menghilang di kejauhan.

Patung yang didirikan di Gevaudan,
Untuk memperingati peristiwa penyerangan pertama.


Tidak ada yang pernah melihat makhluk ini sebelumnya. Namun setelah peristiwa di padang rumput itu, ia mulai sering muncul dan menebar teror yang memakan korban jiwa lebih dari 100 orang.

Pada tanggal 30 Juni tahun yang sama, monster itu meminta korban pertamanya. Jeanne Boulet yang juga berusia 14 tahun ditemukan tewas dekat desa Les Hubacs, tidak jauh dari Gevaudan. Anak perempuan malang ini ditemukan dengan dada yang robek dan jantung yang berceceran.

Harian Paris Gazzete yang terbit pada bulan Juni 1764 memuat deskripsi saksi mata yang sempat melihat makhluk itu :
"Makhluk itu lebih tinggi dari serigala pada umumnya. Telapak kakinya dilengkapi dengan kuku. Warna bulunya kemerahan, kepalanya besar sedangkan mulutnya yang dipenuhi gigi-gigi tajam sangat mirip dengan anjing Greyhound."

"Telinganya kecil dan lurus, dadanya lebar berwarna abu-abu sedangkan punggungnya memiliki alur berwarna hitam."

Makhluk itu juga disebut mengeluarkan bau yang tidak sedap. Deskripsi ini tidak sesuai dengan hewan apapun yang dikenal pada saat itu.


Dalam banyak kesempatan, makhluk itu muncul dan menyerang para penduduk. Pada bulan September 1764, korban tewas akibat serangannya telah mencapai satu korban setiap minggu.

Setiap korban tewas dengan kondisi mayat yang mengenaskan, umumnya dengan leher robek dan tubuh termutilasi. Pada banyak korban, terlihat jelas tanda bekas disantap.

Pada bulan Oktober, kematian terus berlanjut dengan ditemukannya mayat-mayat yang kebanyakan wanita dan anak-anak di berbagai tempat di desa.

Pada saat itu, berita mengenai makhluk ini telah menyebar luas ke seluruh Perancis. Penduduk desa di sekitar Gevaudan mengalami ketakutan yang luar biasa.

Pintu-pintu rumah dikunci dan para penduduk mengurangi aktivitas di luar rumah. Mereka yang terpaksa keluar rumah akan membawa teman dan senjata untuk melindungi diri.

Sebenarnya ada alasan lain mengapa para penduduk desa dicekam ketakutan, yaitu beredarnya rumor yang menyebutkan kalau makhluk buas itu sebenarnya adalah seekor Loup Garou atau Manusia Serigala (Werewolf).

Rumor ini berkembang karena dalam beberapa kesempatan makhluk itu terlihat tidak terpengaruh oleh tembakan peluru yang dilepaskan. Salah seorang petani bahkan berhasil menusuknya dengan pisau. Tetapi makhluk itu tidak terluka sama sekali.

Kenyataan ini membuat para penduduk percaya kalau mereka sedang berurusan dengan makhluk supranatural.

Pada Januari 1765, terjadi sebuah peristiwa yang akhirnya membuat raja Perancis ikut turun tangan.

Saat itu, Jacques Portefaix dan enam orang temannya berjumpa dengan makhluk itu. Namun dengan tetap berkelompok, mereka berhasil melawan dan menghalaunya.

Perlawanan yang dilakukan oleh Jacques dan teman-temannya segera menarik perhatian raja Louis XV yang kemudian menghadiahi Jacques dengan 300 livre dan 300 livre lainnya untuk teman-temannya.

Bukan itu saja, raja juga memutuskan untuk mengirim pemburu serigala profesional bernama Jean Charles Marc Antoine Vaumesle d'Enneval dan putranya Jean Francois untuk mencari dan membunuh monster itu.

Selain dua orang itu, paling tidak, ada sekitar dua ribu orang lainnya yang turut memburu makhluk ini.

Pada tanggal 17 Februari 1765, d'Enneval dan Francois tiba di Clermont Ferrand. Mereka membawa delapan ekor anjing pemburu yang telah berpengalaman.

Namun kedua pemburu ini malah menghabiskan waktu selama berbulan-bulan untuk memburu dan menembak mati serigala-serigala karena mereka percaya kalau hewan-hewan inilah yang telah bertanggung jawab atas serangan-serangan berdarah tersebut.


Korban jiwa terus berjatuhan.

Pada bulan Juni 1765, kesabaran raja mulai habis. Ia mengganti dua pemburu tersebut dengan Francois Antoine yang sebelumnya bertugas sebagai pembawa senjata raja.

Pada tanggal 21 September 1765, Antoine berhasil membunuh seekor serigala besar yang memiliki tinggi 80 cm dengan panjang hingga 1,7 meter. Serigala ini dijuluki Le Loup de Chazes.
Ilustrasi: Serigala yang ditangkap oleh Antoine

Mengenai hewan ini, Antoine berkata :

"Kami belum pernah melihat serigala dengan ukuran tubuh sebesar ini. Karena itu kami menyimpulkan kalau makhluk ini adalah makhluk yang yang telah melakukan serangan-serangan terhadap penduduk desa."

Bangkai serigala itu dibawa ke Versailles. Antoine dielu-elukan sebagai pahlawan dan menerima banyak uang sebagai hadiah.

Namun serangan berdarah ternyata belum berakhir. Ini mengindikasikan kalau Antoine telah membunuh monster yang salah!

Pada tanggal 2 Desember 1765, makhluk itu terlihat di La Besseyre Saint Mary dan menyerang dua orang anak. Pada bulan-bulan berikutnya korban terus berjatuhan.

Pada tahun 1767 serangan-serangan tersebut tiba-tiba saja berhenti dan banyak yang percaya kalau Beast of Gevaudan telah mati.


Sayangnya kisah ini berakhir dengan abu-abu

Para sejarawan memiliki banyak teori yang berbeda mengenai berakhirnya serangan itu. Namun legenda yang paling populer menyebutkan kalau monster itu dibunuh oleh seorang penduduk lokal bernama Jean Chastel pada tanggal 19 Juni 1767.

Menurut cerita, suatu hari, Chastel yang saat itu ikut memburu makhluk itu bersama rekan-rekannya lainnya, duduk di sebuah tempat dan memutuskan untuk berdoa kepada Tuhan mengenai seluruh masalah ini.

Setelah itu ia mengeluarkan Alkitabnya dan mulai membaca. Baru saja ia membaca beberapa paragraf, tiba-tiba Beast of Gevaudan muncul di hadapannya. Chastel segera membidikkan senapannya dan membunuh makhluk itu.

Legenda Chastel kemudian diambil oleh banyak penulis dan dimodifikasi sehingga lebih berbau dongeng ketimbang fakta.

Misalnya, salah seorang penulis menceritakan kalau Beast of Gevaudan sesungguhnya adalah benar-benar seekor werewolf dan Chastel sendiri adalah ayahnya. Karena itulah ia berhasil membunuhnya dan mengubur bangkainya di suatu tempat.

Penulis lain menyebutkan kalau Chastel bisa membunuhnya karena menggunakan peluru perak. Jadi kita mendapatkan sebuah kisah yang bercampur aduk antara fakta dengan imajinasi.



Lalu pertanyaannya adalah, makhluk apakah Beast of Gevaudan itu sebenarnya?

Mengenai identitasnya, ada berbagai pendapat yang dikemukakan. Teori yang paling populer adalah teori werewolf atau manusia serigala.

Seperti yang sudah disinggung di atas, anggapan ini muncul karena kemampuannya yang kebal peluru atau tusukan. Selain itu, ukuran tubuhnya yang luar biasa tidak cocok dengan karakteristik hewan manapun. Tetapi teori ini tidak memiliki bukti yang memadai untuk mengkonfirmasinya.

Richard H.Thompson, penulis buku "Wolf hunting in France in the reign of Louis XV: The beast of Gevaudan", percaya kalau makhluk itu sesungguhnya adalah sejenis serigala besar.

Walaupun serigala liar cenderung menghindari manusia, namun beberapa ahli beranggapan kalau serigala pada abad-abad lampau lebih agresif. Serigala yang cenderung pemalu pada masa modern ini sesungguhnya adalah hasil dari seleksi alam.

Pandangan ini juga didasarkan pada fakta kalau korban tewas akibat serangan serigala pada masa modern ini pada umumnya adalah anak-anak. Jika ada orang dewasa yang menjadi korban, maka umumnya adalah wanita.

Tetapi teori ini gagal menjelaskan karakteristik dan rupa makhluk ini yang sama sekali tidak terlihat seperti serigala.

Teori lain menyebutkan kalau makhluk itu adalah hasil perkawinan silang antara seekor anjing dengan serigala liar. Ini ditunjukkan dengan ukuran tubuh dan warna bulunya yang tidak biasa.

Spekulasi ini didukung oleh naturalis bernama Michel Louis yang menulis buku berjudul "The Beast of Gevaudan: The Innocence of Wolves".

Menurut Louis, sebagian penduduk desa mengaku pernah melihat Jean Chastel bersama seekor anjing mastiff besar berwarna merah. Ia percaya kalau anjing itu adalah Beast of Gevaudan yang sesungguhnya.

Louis juga percaya kalau kemampuan anjing itu untuk menahan peluru mungkin karena ia dikenakan pakaian dari kulit babi hutan yang juga menjelaskan warna bulunya yang aneh. Dengan kata lain, Louis percaya kalau makhluk itu adalah peliharaan Chastel sendiri.

Selain teori-teori itu, beberapa Cryptozoologyst percaya kalau makhluk itu mungkin adalah keturunan sejenis hewan purba Mesonychid yang dengan suatu cara berhasil bertahan hidup di masa modern ini.

Tetapi, sama seperti teori lainnya, tidak ada argumen pendukung yang cukup kuat untuk meneguhkan teori ini.

Teori lain muncul pada Oktober 2009 ketika History Channel menayangkan sebuah film dokumenter yang berjudul The Real Wolfman.

Pada tayangan itu, Beast of Gevaudan disebut sebagai Hyena Asia yang sudah punah di Eropa. Namun, tidak semua sependapat dengan pandangan ini karena Hyena hanya memiliki 34 gigi. Sedangkan berdasarkan hasil otopsi mayat korban, Beast of Gevaudan memiliki 42 gigi.

Jadi, tidak ada kesimpulan yang pasti dan kita masih menebak-nebak identitas monster itu. Namun, yang pasti, tidak ada yang bisa membantah kalau pada tahun 1764 di Perancis, lebih dari 100 orang tewas mengenaskan akibat serangan binatang buas yang misterius.

Legenda Spring heeled Jack Si Tumit Pegas

Penyerang itu bertubuh tinggi, memiliki telinga dan hidung yang ujungnya lancip dengan mata yang terlihat menyala-nyala. Ia mengenakan sebuah tudung di kepalanya. Ketika ia menyerang korban perempuannya, ia mengoyak pakaian dan tubuh mereka dengan cakarnya yang tajam seperti besi. Apabila ia melarikan diri, ia tidak berlari seperti manusia pada umumnya, ia melompat dengan tinggi. Para saksi mata yang melihat figur itu berani bersumpah kalau ia memiliki pegas di kedua tumitnya.

Hampir 200 tahun berlalu sejak makhluk yang dijuluki Spring Heeled Jack (Jack si tumit pegas)

Sepertinya akan sangat sukar untuk menganggap keberadaannya sebagai kebohongan karena penampakan Jack tercatat di seluruh Inggris mulai dari London hingga Liverpool.

Beberapa peneliti menganggap makhluk ini sesungguhnya hanyalah seorang peneror sakit jiwa seperti Jack the Ripper. Namun, sebagian lagi percaya kalau Jack adalah makhluk yang bersifat supranatural, bahkan mungkin ia adalah sang iblis sendiri.

Dalam dunia Cryptozoology, Jack digolongkan ke dalam "Penyerang siluman", sejajar dengan Penyebar gas gila dari Matton dan Badut Siluman. Penyerang siluman sendiri adalah kategori makhluk penyebar teror dengan penampilan seperti manusia namun memiliki kemampuan melebihi manusia pada umumnya.

meneror kota London. Hingga kini, setiap peneliti yang melihat kembali kepada kisah luar biasa ini hanya bisa berspekulasi mengenai identitasnya yang misterius.
Tetapi, siapa Jack si tumit pegas sebenarnya?

Laporan penampakan pertamaJack si tumit pegas pertama kali muncul dari kegelapan pada tahun 1837 di London.

Di tahun itu, pada suatu malam, seorang pria sedang berjalan pulang dari kantornya ketika ia menyaksikan satu makhluk melompati sebuah pagar tinggi di pekuburan dengan mudahnya dan mendarat tepat di jalan di depannya. Makhluk itu kemudian segera menghilang di kegelapan malam.

Perjumpaan selama beberapa detik itu sudah cukup untuk membuatnya bergidik ketakutan.

Apa yang membuat pria itu kaget setengah mati adalah figurnya yang tidak biasa. Tubuhnya terlihat seperti seorang pria berotot dengan mata merah menyala serta telinga dan hidung yang ujungnya lancip.

Peristiwa perjumpaan itu mulai menyebar di kota London. Awalnya hanya terdengar seperti sebuah rumor, namun para penduduk London segera menyadari kalau mungkin mereka memang sedang berhadapan dengan sesuatu yang nyata.

Pada tahun-tahun berikutnya, Jack mulai terkenal karena penyerangan-penyerangan yang dilakukannya terhadap para wanita.

Mary Stevens
Pada bulan Oktober tahun yang sama, seorang perempuan bernama Mary Stevenssedang berjalan menuju lavender Hill.

Ketika ia berjalan melewati Clapham Common, satu makhluk misterius melompat keluar dari gang yang gelap. Makhluk itu segera memegang Mary di kedua lengannya dan menciumi wajahnya. Mary bisa merasakan cakarnya yang dingin merobek kulitnya.

Dalam ketakutan yang luar biasa, Mary berteriak dengan sekuat tenaga sehingga makhluk itu segera melarikan diri.

Hari berikutnya, makhluk itu muncul di dekat rumah Mary. Ia melompat di dekat sebuah kereta yang menyebabkan sang kusir panik dan kehilangan kendali sehingga keretanya terbalik. Menurut mereka, makhluk itu melompat hingga ketinggian sekitar 2,7 meter sambil mengeluarkan suara tertawa yang aneh.

Intensitas laporan yang meningkat membuat media-media di London mulai memberitakannya. Segera, makhluk misterius itu mendapatkan sebuah nama: Spring heeled Jack atau Jack si tumit pegas.

Jane AlsopBeberapa bulan kemudian, Jack kembali beraksi!

Pada suatu malam pada tanggal 19 Februari 1838, Jane Alsop mendengar suara ketukan di pintunya. Suara yang menyertai ketukan itu menyebutkan kalau dirinya adalah petugas polisi.
"Saya adalah seorang petugas polisi. Demi Tuhan, cepat bawakan sebuah lampu, kami telah berhasil menangkap Jack si tumit pegas di jalan desa."
Mendengar itu, Jane bergegas mengambil sebatang lilin untuk pria tersebut dan kemudian menyadari kalau pria itu mengenakan sebuah tudung di kepalanya. Ketika ia menyodorkan lilin itu, pria itu membuka tudungnya dan memperlihatkan wajahnya yang mengerikan.

Jane melihat pria yang berdiri di hadapannya memiliki mata yang merah menyala. Ia bahkan berani bersumpah kalau ia melihat pria itu mengeluarkan lidah api berwarna biru dan putih dari mulutnya. Selain itu, ia juga terlihat mengenakan sesuatu seperti helm dan pakaian yang ketat.

Tanpa mengucapkan sepatah kata, pria itu segera mencengkeram wanita malang itu dan merobek pakaiannya. Jane berteriak sekuat tenaga dan akhirnya berhasil melepaskan diri dan berlari ke depan rumah. Makhluk itu berhasil menangkapnya kembali dan merobek leher dan lengannya dengan cakarnya yang sepertinya terbuat dari besi.

Setelah itu, makhluk itu menghilang begitu saja. Akhirnya Jane ditemukan dan ditolong oleh kakak perempuannya. Nyawanya berhasil diselamatkan.

Namun, Jack belum selesai. Delapan hari kemudian, ia kembali menyerang.

Lucy ScalesPada malam tanggal 28 Februari 1838, Lucy Scales yang berusia 18 tahun sedang berjalan melewati distrik Limehouse bersama kakak perempuannya. Ketika mereka melewati jalan Green Dragon, satu figur tinggi dengan jubah terlihat berdiri di hadapan mereka. Tiba-tiba makhluk itu meludah, namun yang keluar dari mulutnya adalah lidah api berwarna biru.

Lidah api itu mengenai wajah Lucy dan membuatnya buta sesaat. Sementara Lucy terkapar di tanah dan mengeluh kesakitan, makhluk itu dengan tenang membalikkan badannya dan menghilang dalam kegelapan malam.

Berita penyerangan itu menyebar dengan cepat dan sekarang rasa panik menyerang kota London!

Jack meneror Inggris
Tidak berapa lama setelah media-media London memberitakan kisah penyerangan Jane Alsop, seorang pria bernamaThomas Millibank muncul ke publik dan mengaku sebagai Jack si tumit pegas. Tanpa buang waktu, polisi segera menangkapnya. Namun ia segera dilepaskan karena Jane bersikeras kalau makhluk yang dilihatnya mengeluarkan nafas yang terlihat seperti lidah api. Thomas mengaku kalau ia tidak bisa melakukan hal itu.

Setelah pengakuan Thomas Millibank, Jack menghilang selama beberapa tahun.

Pada tahun 1840, gelombang penampakan kembali menyapu Inggris. Para saksi mengaku melihat Jack, mulai dari Northamptonshire hingga East Anglia.

Pada tahun 1855, Jack muncul di Black Country. Ia terlihat di Old Hill sedang melompat dari atap sebuah penginapan menuju atap sebuah toko daging di seberang jalan.

Pada tahun itu juga, jejak-jejak kaki misterius, yang sering disebut jejak kaki setan, muncul di Devon. Jack disebut-sebut sebagai makhluk yang meninggalkan jejak tersebut.

Lalu, Jack kembali menghilang selama hampir 20 tahun.

Pada November 1872, harian News of the World melaporkan adanya makhluk misterius yang disebut "Peckham Ghost" yang telah muncul dan menyebar teror di kota Peckham. Banyak yang percaya kalau makhluk itu sesungguhnya adalah Jack si tumit pegas yang kembali beraksi.

Pada April dan Mei 1873, para penduduk Sheffield melaporkan adanya makhluk yang deskripsinya mirip dengan Jack si tumit pegas.

Pada Agustus 1877, Jack muncul di barak perajurit Aldershot. Kemunculannya di tempat ini tercatat sebagai salah satu kisah penampakan Jack yang paling terkenal.

Saat itu seorang prajurit jaga melihat sebuah figur besar sedang berdiri dan membuat suara-suara berisik dengan logam. Prajurit itu menegurnya, namun tidak terdengar adanya jawaban. Lalu, figur itu menghilang selama beberapa saat.

Prajurit itu membalikkan badannya karena ingin kembali ke pos jaga. Tak disangka, figur itu muncul di sebelahnya dan memukul wajahnya. Beberapa prajurit lain yang mendengar keributan itu segera berdatangan ke lokasi. Ketika sampai di tempat kejadian, mereka melihat teman mereka sedang terkapar di tanah dengan satu figur aneh berdiri di dekatnya.

Figur itu lalu melompat tinggi melewati kepala dan mendarat di belakang mereka. Salah seorang prajurit segera menembaknya. Namun ia segera menghilang di semak-semak, terlihat tidak terpengaruh oleh tembakan itu.

Pada musim gugur 1877, Jack terlihat muncul di Newport Arch di Lincolnshire. Di tempat itu, Jack berhasil dikepung oleh para penduduk desa. Namun, ia melompat tinggi dan berhasil lolos.

Pada tahun 1886, Birmingham Post melaporkan penampakan Jack di salah satu edisinya:
"Pertama, seorang perempuan muda, lalu seorang pria, mereka merasakan sebuah tangan yang dingin menyentuh pundak mereka. Ketika mereka membalikkan badan, mereka melihat wajah bercahaya yang mengucapkan selamat malam."
Pada tahun 1888, 51 tahun setelah Jack pertama kali muncul, ia kembali terlihat di Everton, di atas atap gereja Saint Francis Xavier.

Pada tahun 1904, beberapa saksi mengaku melihat Jack di William Henry Street. Ia melompat dari jalan itu menuju atap-atap rumah penduduk.

Penampakan William Henry Street adalah penampakan Jack yang terakhir dilaporkan karena setelah itu Jack seperti menghilang ditelan bumi. Jika makhluk yang terlihat itu benar-benar Jack si Tumit pegas, itu artinya ia telah meneror Inggris selama 67 tahun.

Siapakah Jack si Tumit Pegas sesungguhnya?
Tidak ada yang tahu pasti siapa Jack si tumit pegas sebenarnya. Ini menyebabkan munculnya berbagai teori mengenai identitas makhluk ini sebenarnya.

Sebagian percaya kalau Jack adalah makhluk ekstra terestrial dengan mata merah retro reflektif dan nafas fosfor. Sebagian lagi percaya kalau Jack adalah Iblis yang diundang oleh para pelaku okultis.

Namun, menurut mereka yang skeptis, laporan penampakan Jack hanyalah sebuah histeria massa yang dipicu oleh kepercayaan adanya bogeyman atau iblis yang dipercaya banyak orang di abad ke-19. Tentu saja, ini adalah jawaban yang paling mudah. Namun, bagi peneliti lainnya, ada jawaban yang lebih masuk akal.

Beberapa penulis percaya kalau Jack sesungguhnya hanyalah seorang manusia dengan peralatan yang aksinya kemudian ditiru oleh orang lain pada tahun-tahun berikutnya.

Salah satu yang percaya dengan teori ini adalah Sir John Cowan, walikota London pada saat Jack meneror kota itu. Ia percaya kalau sekelompok anak-anak muda kaya yang iseng mungkin telah bertanggung jawab menciptakan karakter Jack.

Sebuah rumor populer yang beredar pada tahun 1840 menyebutkan kalau Jack sebenarnya adalah seorang bangsawan Irlandia bernama Henry de la Poer Beresford IIIThe Marquess of Waterford.

Tuduhan ini muncul karena bangsawan itu terkenal karena kesukaannya akan humor kasar, vandalisme dan perilaku buruknya terhadap wanita. Perilaku buruk Ini membuatnya dijuluki "Mad Marquess".

Pada tahun 1880, penulis E. Cobham Brewer juga menuduh Marquess Waterford sebagai Jack Spring Heeled. Menurutnya:
"Marquess biasa menghibur dirinya dengan mengejutkan para pejalan kaki, ia biasa menakut-nakuti mereka, dan dari waktu ke waktu orang-orang selalu mengikuti perilakunya."
Henry de la poer Beresford III
Marquess of Waterford meninggal pada tahun 1859. Brewer percaya, kalau sepeninggalnya, keisengan sang Marquess telah ditiru oleh orang lain.

Penulis buku "The legend and Bizarre Crimes of Spring Heeled Jack" bernama Peter Haining juga percaya dengan teori ini. Menurut Haining, Marquess mungkin telah meminta temannya untuk menciptakan peralatan yang memungkinkannya melompat tinggi dan menyemburkan nafas api.

Argumen lainnya yang cukup menguatkan teori ini adalah keberadaan Marquess yang sesuai dengan munculnya serangan-serangan Jack.

Sebagai tambahan bukti, Haining mengatakan kalau seorang bocah yang pernah melihat Jack mengaku menyaksikan adanya huruf W pada tudung yang dikenakannya. Ini bisa jadi merupakan inisial dari "Waterford".

Namun menariknya, jika sang bangsawan itu adalah Jack, peralatan macam apa yang digunakannya?

Selama perang dunia II, para prajurit Jerman dilaporkan pernah menggunakan pegas pada sepatu mereka. Ketika mereka menggunakannya, yang didapat adalah kaki dan tumit yang patah.

Jika Marquess of Waterford adalah Jack, maka pastilah ia memiliki peralatan yang sangat menarik.

Walaupun mungkin kita tidak akan pernah tahu identitas makhluk ini sebenarnya, namun, mungkin saja suatu hari dari kegelapan malam yang pekat, Jack si tumit pegas akan muncul dan melompat kembali.

cerita cerita

gak tau kenapa gue lagi intersting banget sama cerita horo" gitu men, wkwkw, gmna kalo 1 mggu ini gue update tenatng cerita" antara hmm.. percaya gak percaya gitu ? mau ? bersedia ? kemon ! cekidot yakk !wwkwkwk

Bloody Mary ~

Menurut legenda, Salah satu cara umum untuk memanggil setan ataupenyihir adalah dengan berdiri di depan kaca dalam kegelapan (biasanya dilakukan di kamar mandi) dan mengucapkan nama Bloody Mary sebanyak tiga kali berturut-turut. 
Tidak ada sumber referensi yang benar-benar dapat mengatakan secara jelas dan pasti di mana atau dari mana legenda Bloody Mary pertama kali muncul, tetapi sebutan Bloody Mary bisa dibilang sebagai salah satu kisah  horor yang telah ada dan dikenal oleh banyak kalangan dalam beberapa dekade. Tetapi Bloody Mary  dideksripsikan juga sebagai pembunuh anak-anak.
Kisah ini diceritakan dalam berbagai versi oleh kalangan masyarakat secara turun temurun, Kisah yang sama seperti Bloody Mary tapi dengan sebutan atau panggilan yang berbeda adalah Mary WorthMary WorthingtonHell Mary, dan Black Agnes. Tetapi siapa  sebenarnya dan bagaimana kisah ini bisa muncul sehingga menjadi sebuah legenda ?


Sejarah
Cukup sulit untuk mengetahui darimana asal mula legenda Amerika ini bisa muncul dan menjadi kisah legenda horor selama bertahun-tahun. Tetapi kisah paling umum diceritakan bahwa Bloody Mary atau sebutan lainnyaMaria Worth adalah seorang penyihir yang hidup lebih dari 100 tahun dan telah lama berkecimpung dalam dunia hitam ditangkap dan dieksekusi. 

Versi lain yang lebih modern mengisahkan seorang wanita mengalami kecelakaan mobil yang parah, dan meninggal dengan wajah yang sangat mengerikan. Wanita tersebut muncul atau menampakkan dirinya di cermin dengan sosok wajah yang sama persis sewaktu dia meninggal.

Asal-usul nama "Mary Worth" dan "Bloody Mary" sendiri diyakini sebagai gabungan antara karakter seseorang dengan sejarah. Bahkan Ratu Inggris,Mary I atau Maria Tudor, yang memerintah selama periode Tudor juga dikenal sebagai "Bloody Mary".

Ratu Mary I dari Inggris



Bloody Mary , Mary Tudor

Julukan " Bloody Mary" menjadi melekat padanya ketika dia dieksekusi dan dibakar  di tiang pancang karena menganut ajaran sesat sepanjang 5 tahun pemerintahannya sebagai Ratu Inggris. Dia juga tidak mampu memiliki anak secara normal dan menderita phantom pregnancies, ini sebabnya muncul spekulasi bahwa kisah yang melibatkan kata-kata "Aku mencuri bayi Anda" menjadi kalimat yang  terdengar dalam permainan pemanggilan hantu.

Elizabeth Bathory
Kisah lain adalah legenda Elizabeth Bathory , atau Countess Draculapanggilannya. Dia adalah seorang bangsawan Hungaria yang dikabarkan telah membunuh gadis-gadis muda dan mandi  dengan darah mereka untuk memelihara kecantikannya.

Elizabeth Bathory , atau Countess Dracula

Tentu saja namanya bukan Maria tapi entah kenapa cerita wanita kejam ini telah dimasukkan ke dalam legenda.

Memanggil Bloody Mary
Bagaimana caranya anda memanggil Bloody Mary ? Yang Anda butuhkan adalah satu buah lilin, hati yang kuat dan kamar mandi besar dengan cermin besar. Matikan lampu, dan  berdirilah melihat ke cermin, bisikkan dengan perlahan "Bloody Mary, Bloody Mary, Bloody Mary". Dan lihat apa yang terjadi ...

Jika tidak ada yang terjadi cobalah berputar tiga kali dan kemudian lihat kembali ke cermin. Anda mungkin hanya dapat melihat sekilas wajah mengerikan itu. Coba saja jika Anda berani, tapi jangan salahkan saya jika Anda menemukan diri Anda terjebak dalam akhirat dengan hantu Bloody Mary selamanya!

Iya, kurang lebih begitu kalimat yang beredar di internet yang cukup horor kata-katanya, apapun yang terjadi saya pribadi tidak bisa mengatakan kalau legenda ini hanyalah mitos belaka mengingat di Amerika, kisah ini cukup dikenal turun temurun. 

Berikut ini salah satu video yang saya ambil di youtube tentang pemanggilan arwah bloody mary. Selamat menyaksikan.


 


(hawkson)

wikipedia , snopes.com)

Selasa, 21 Februari 2012

Misteri Nameless Thing of Berkeley Square

Lebih dari 100 tahun yang lalu, sesuatu yang mengerikan terjadi di Berkeley Square.


Nameless Thing of Berkeley Square adalah sebuah julukan yang diberikan kepada entitas misterius yang terlihat pada abad ke 18 dan 19 di sebuah gedung era Victorian bernama 50 Berkeley Square di Inggris.


Walaupun kebanyakan peneliti lebih condong memasukkan peristiwa ini ke dalam kategori supranatural, sebagian lainnya beranggapan kalau entitas ini dapat dimasukkan ke dalam kategori Cryptid atau Predator. Ini juga alasan mengapa saya mau menulis mengenai makhluk ini.

Gedung yang angker
Kisah misteri ini berpusat pada sebuah kompleks perumahan yang disebut Berkeley Square.

Kompleks Berkeley Square dibangun pada tahun 1740 oleh seorang arsitek bernamaWilliam Kent. Kompleks ini pernah menjadi tempat kediaman tokoh-tokoh penting, diantaranya adalah Winston Churchill yang tinggal di gedung no.48. Lalu, George Canning, perdana menteri Inggris tahun 1827. Ia tinggal di gedung no.50. Dan di gedung inilah, misteri ini berawal.

Tidak ada yang tahu pasti kapan dan bagaimana gedung ini mendapatkan reputasi angkernya. Namun, peristiwa aneh yang menyertai gedung ini sebenarnya sudah dimulai sejak akhir tahun 1700an. Konon menurut legenda, seorang anak perempuan yang tinggal di gedung itu dibunuh dengan sadis oleh pengasuhnya. Sejak saat itu, arwah gadis kecil itu sering terlihat sedang menangis di lantai atas.

Namun baru pada tahun 1840, gedung ini berhasil membangun reputasinya menjadi salah satu bangunan yang paling ditakuti di Inggris.

Horor di lantai dua
Pada tahun itu, Sir Robert Warboys yang baru berusia 20 tahun mendengar rumor mengenai gedung angker itu. Dibesarkan sebagai seorang terpelajar, Warboys menganggap rendah rumor itu dan memandangnya hanya sebagai sebuah urban legend. Rekan Warboys yang tidak setuju dengan pandangan itu segera menantangnya untuk bermalam di lantai dua gedung itu.

Dengan angkuh, ia menerima tantangan itu.

Setelah berhasil meyakinkan sang penjaga gedung, Warboys diberikan sebuah kamar di lantai dua, persis di atas kamar sang penjaga.

Di kemudian hari, kamar itu akan disebut sebagai salah satu kamar yang paling angker di Inggris.

Lalu Warboys naik ke kamar tidur itu berbekal sebuah pistol dan sebatang lilin.

Empat puluh lima menit kemudian, sang penjaga terbangun dari tidurnya. Ia mendengar suara ribut di kamar atas, kamar yang didiami Warboys. Beberapa detik kemudian, suara tembakan terdengar. Dengan tergesa-gesa, ia segera beranjak dan berlari menuju ke atas. Sesampai di pintu kamar, ia segera mendobraknya dengan paksa.

Apa yang dilihatnya tidak akan pernah dilupakannya seumur hidup.

Kondisi di dalam kamar itu hampir tidak berubah. Namun, di sudut kamar yang remang-remang, Sir Robert Warboys terbujur kaku sambil memegang erat pistolnya yang masih mengeluarkan asap. Ia sudah tidak bernyawa lagi!

Apa yang lebih mengerikan adalah ekspresi wajah Warboys.

Giginya mengatup dengan rapat, dan kedua matanya melotot seakan-akan hendak meloncat keluar dari tengkoraknya. Sepertinya ia telah melihat sesuatu yang mengerikan yang telah membunuhnya seketika.

Tidak ada petunjuk mengenai apa yang telah menyebabkan Warboys tewas dengan tragis. Sang penjaga hanya menemukan sebuah lubang di dinding akibat peluru yang ditembakkan dari pistolnya.

Apa yang telah ditembaknya?

Yang pasti "sesuatu" yang mengerikan.

Beberapa puluh tahun kemudian, "sesuatu" itu muncul kembali. Kali ini, ia terlihat oleh saksi yang hidup!

Pengalaman dua pelaut
Pada tahun 1887, dua pelaut dari kapal HMS Penelope di Portsmouth bernamaRobert Martin dan Edward Blunden yang baru saja menghabiskan uang untuk mabuk-mabukan masuk ke kompleks Berkeley Square dan memutuskan untuk masuk ke salah satu gedung yang ada disitu untuk mencari tempat beristirahat. Kebetulan mereka memilih gedung no.50.

Saat itu, 50 Berkeley Street sudah tidak berpenghuni dan dalam keadaan kosong.

Kemudian mereka berhasil menemukan jalan masuk ke basement dan mendobrak masuk ke dalamnya. Karena menemukan kondisi lantai yang lembab, keduanya naik ke atas, lalu tidur di kamar yang sama dengan kamar yang ditempati Warboys.

Ketika memasuki kamar itu, Blunden yang sepertinya lebih tidak mabuk dibanding Martin segera menyadari kalau suasana di kamar itu membuatnya gelisah. Ia mengatakan kalau ia merasakan kehadiran "sesuatu". Namun Martin segera menenangkannya dengan membuka jendela kamar untuk membiarkan angin malam berhembus masuk.

Sekitar satu jam kemudian, sekitar tengah malam, Blunden terbangun karena mendengar suara pintu kamar berderik. Sambil menggosokkan matanya, ia melihat pintu kamar telah terbuka.

Blunden yang heran kemudian memeriksa sekelilingnya.

Tiba-tiba ia melihat sesuatu!

Dalam kondisi yang remang-remang, Blunden melihat sesosok aneh berwarna abu-abu merayap dengan lambat di lantai kayu. Seiring dengan gerakan makhluk itu, Blunden bisa mendengar suara gesekan dengan lantai kamar yang membuatnya bergidik.

Dengan dicengkeram oleh ketakutan yang amat sangat, Blunden membangunkan Martin.

Martin yang terbangun segera menyadari apa yang sedang terjadi di kamar itu. Keduanya lalu melompat dari tempat tidur.

Makhluk itu terlihat berdiri dengan aneh di hadapan mereka. Di belakangnya terdapat pintu kamar yang menjadi satu-satunya harapan mereka untuk melarikan diri.

Blunden yang gemetar melirik ke arah senapannya yang tergeletak dekat jendela. Ketika ia mencoba meraihnya, tiba-tiba makhluk itu melompat dan mendarat di leher Blunden. Blunden panik, ia mulai berteriak dan bergumul dengan makhluk itu.

Melihat kesempatan itu, Martin dengan cepat berlari keluar kamar, menuruni tangga, keluar dari gedung dan segera berteriak mencari pertolongan. Tidak berapa lama kemudian, ia berjumpa dengan seorang polisi yang sedang berpatroli.

Ketika mereka kembali ke gedung itu, mereka menemukan kamar dalam keadaan kosong. Blunden tidak ada disitu!

Lalu, mereka mulai mencari ke seluruh gedung. Ketika sampai di basement, mereka menemukan Blunden. Namun, Ia sudah tidak bernyawa dengan kondisi tubuh terpotong-potong!

Sama seperti ekspresi kematian Sir Robert Warboys, wajah Blunden menunjukkan ekspresi ketakutan yang amat sangat.

Dalam versi lain, diceritakan kalau Blunden tidak tewas di basement, melainkan tewas karena jatuh dari jendela akibat ketakutan. Walaupun ada versi-versi yang berbeda, yang pasti semua sepakat kalau ada sesuatu yang mengerikan mendiami gedung 50 Berkeley Square.

Pengalaman Thomas Lyttelton
Kisah penampakan yang dialami oleh Martin mungkin akan dianggap sebagai cerita bohong pelaut yang sedang mabuk. Namun penampakan makhluk ini ternyata juga dialami oleh tokoh masyarakat yang sepertinya tidak punya alasan untuk berbohong. Salah satunya adalah anggota parlemen bernama Thomas Lytteltonyang pernah tinggal di gedung yang sama untuk beberapa waktu.

Pada suatu malam, ketika hendak tidur, Lyttelton melihat sesuatu seperti makhluk hidup di kamarnya. Ia segera mengambil senapannya dan menembak. Ia yakin kalau makhluk itu tertembak karena ia melihatnya jatuh. Namun ia tidak bisa menemukan jejak atau bangkainya.

Makhluk apakah itu?
Menurut para saksi yang mengaku pernah melihatnya, makhluk itu nyaris tidak berbentuk dan terlihat seperti cairan lengket. Ketika ia bergerak, ia akan menghasilkan suara-suara yang aneh. Deskripsi yang diberikan cukup berbeda-beda, namun paling tidak salah satu saksi mengaku menyaksikan kalau makhluk itu memiliki kumpulan tentakel seperti gurita.

Karena adanya deskripsi inilah, beberapa peneliti menyimpulkan kalau makhluk itu kemungkinan adalah jenis gurita air atau makhluk air lainnya yang telah bermutasi dan berhasil bermigrasi dari sungai Thames ke saluran bawah tanah kota London yang akhirnya membuat ia sampai ke gedung Berkeley Square lewat pipa ledeng.

Makhluk ini mungkin sedang mengincar kumpulan tikus yang tinggal di gedung itu ketika tanpa sengaja menemukan para pelaut-pelaut mabuk itu.

Namun, tidak ada penjelasan yang memuaskan mengenai rentang waktu penampakan yang cukup panjang. Jika makhluk itu memang seekor makhluk air yang bermutasi, sepertinya cukup mustahil karena penampakannya mencapai hingga dua ratus tahun.

Karena itu, banyak yang percaya kalau makhluk itu adalah makhluk supranatural, bukan cryptid atau predator.

Harry Price, salah seorang yang meneliti misteri ini secara intensif pada tahun 1920an menemukan beberapa fakta menarik. Misalnya, sebelum tahun 1790, 50 Berkeley Square ternyata pernah dijadikan markas para pemalsu dokumen. Price berspekulasi kalau kisah angker gedung itu mungkin telah dihembuskan oleh para pemalsu tersebut untuk menutupi aktivitas ilegal mereka. Namun, sementara Price meneliti lebih dalam, ia menemukan banyak kesaksian dan dokumentasi yang menceritakan kisah perjumpaan dengan Nameless Thing.

Misalnya, ia menemukan sebuah artikel di majalah "Notes and Queries" yang ditulis oleh W.E Howlett yang terbit tahun 1870. Disitu tertulis:
"Peristiwa Berkeley Square masih misterius. Kisah gedung berhantu di Mayfair itu bisa disimpulkan dengan beberapa kata: Gedung itu memiliki paling tidak satu kamar dengan atmosfer supranatural yang memilik efek buruk terhadap tubuh dan pikiran. Seorang gadis pernah melihat dan mendengar horor itu dan menjadi gila karenanya. Ia tidak pernah sembuh untuk bisa menceritakan apa yang telah dilihatnya."
Melihat dokumentasi yang cukup banyak, Price hanya bisa mengambil kesimpulan kalau memang aktivitas Poltergeist yang jahat aktif di gedung no.50 pada tahun 1800an. Namun ia percaya kalau aktivitas itu telah lenyap sekarang.

Berkeley Square - Sekarang
Sejak tahun 1938 hingga kini, lantai dasar gedung Berkeley Square telah digunakan sebagai toko buku langka yang bernama Maggs Brothers.

Ed Maggs - pemilik toko buku Maggs Brothers

Walaupun tidak ada penampakan lagi yang dilaporkan dalam kurun beberapa puluh tahun belakangan ini, perlu dicatat kalau para karyawan toko buku itu tidak diijinkan untuk naik ke lantai atas. Menurut mereka, sejak tahun 1950an, polisi telah menaruh sebuah tanda peringatan pada dinding di dalam gedung.

Peringatan itu menyebutkan kalau lantai atas gedung itu tidak boleh digunakan, bahkan untuk gudang sekalipun.

Tidak ada satu orang pun yang mengetahui alasan pastinya...tetapi, paling tidak mereka bisa menduga.